Masa Kecil dan Bullying. Bagaimana?

Cerita masa kecil buat sebagian orang bermacam-macam. Mulai dari yang senang, sedih, membekas, bahkan menjadi trauma.
Kalau di ingat lagi masa kecil ku sepertj warna pelangi. Merah, kuning, hijau, tapi di campur semua. Hayo jadi warna apa? Hehehehe
Oke oke kita serius. :)


Buat kalian semua para mama yang sudah mempunyai anak ataupun belum. Pernah ga sih terlintas dipikiran sama ga ya masa kecil ku demgan anakku?
Apa pernah berfikir. Ah anakku jangan seperti aku dulu. Anakku harus lebih baik. Anakku nanti bagaimana ya di sekolah. Anakku harus lebih pintar, dan lain-lain.

Di jaman sekarang jujur aja aku takut dengan keadaan dimana anak-anak sekarang ini semakin berkembang dengan cepat. Melihat kemajuan teknologi yang begitu peaat membiat daya pikir dan tangkap yang cepat juga. Ini kadang membuat anak semakin aktif dengan kegiatan yang ia lakukan dan rasa ingin tahu yang besar. Semua pasti ada baik bruknya.

Sebelum kita membahas bagaimana anak kita dapat melewati masa bullying di lingkungannya, aku mau cerita sedikit masa kecilku yang sebenarnya ga ada tuh senang-senangnya dan bagaimana aku bisa melewati masa itu. Pasti diantara kita pernah mengalami ataupun punyateman yang sering di bully.

Aku dari kecil adalah anak yang pemalu, tidak percaya diri, merasa tidak ada apa-apa di bandingkan teman-teman. Karena merasa mempunyai kekurangan fisik. Semasa TK selalu duduk diam di bangku sampai SD. Kenapa?
Karena dari TK sampai SD selalu di ejek sama teman-teman dengan keadaan mataku yang tidak seperti yang lain normal. Mata kananku yang terlihat seperti mata juling. Padahal tidak sama sekali itu karna kelainan mata ku.

baca disni : RetinaLepas

Selama SD olok-olokkan pun sudah peka di telingaku. Sampai di SMP pun seperti itu, selalu di ejek dan di jauhi teman-teman. Dulu aku SD dan SMP warna kulitku kusam, karena ikut paskibraka. Hehe... Di anggap tidak sama dengan mereka. Ya ada satu dua orang yang masih dengan tulus berteman tetapi tidak semua. Ada yang berteman dengan masksud tertentu juga ada.



Rambut yang selalu menutupi mata kanan
Memasuki SMA sampai kuliah ini masa dimana aku mulai belajar untuk menerima keadaanku dengan kekurangan yang aku punya. Belajar menghargai diriku, ya susah tapi aku bisa perlahan-lahan dengan bantuan teman-teman yang sangat baik.

Memasuki kuliah kenapa aku memilih jurusan komunikasi, alasannya simple aja karena aku mau belajar berbicara di depan banyak orang dengan rasa tidak malu lagi, ingin bergaul dengan semuanya. Tapi ga mudah juga disaat aku masuk duniaperkuliahan ya masih ada aja yang membully. Hahaha..


ini foto pas jaman kuliah

Tapi aku semakin belajar disini, ga hanya aku di bully bahkan ada beberapa temanku juga ada. Di kampus aku berusaha aktif di organisasi, dan ikut menjadi penyiar radiokampus walaupun lamaan ga siaran karena alat yang kadang eror. Hehehe...

Aku bersyukur di tahap ini aku mulai bisa menerima, bersyukur dan menggali apa yang ku bisa. Terima kasih teman-temanku.#melow Hehehe...

Lalu bagaimana sih cara ku melewati masa bully ini. bagaimana kalau anak kita juga di bully nantinya?
Ini beberapa cara yang bisa dilakukan.

1. Mengikuti kegiatan positif
Kegiatan di sekolah, atau kampus biasanya banyak kok mulai dari eskul atau kalau yang masih kecil banget bisa ajak anak bermain bersama teman seumuran dengan pergi ke playground. Kenapa? supaya anak bisa melatih kepercayaan dirinya saat bertemu orang lain bahkan dengan teman seumurannya.

2. Berikan Semangat
Pada masa ini anak sangat membutuhkan semangat dari sekelilingnya, terutama kita sebagai orang tua yang selalu berada di dekatnya. Tanyakan baik-baik apa keluh kesahnya, berikan ia semangat, dan yakinkan dia, bahwa ia tidak seperti apa yang orang bilang.

3. Lakukan apa yang disukai.
Setiap orang di berikan Tuhan talenta yang paling menonjol. Kenali apa bakat anak kita yang paling ia sukai dan tekuni. Berikan ia ruang untuk mengeksplor apa yang ia suka. Seorang anak akan merasa percaya diri dengan apa kemampuan yang ia punya, yang menjadi kelebihannya.

Ini dia 3 hal yang bisa di lakukan untuk menghilangkan trauma bully, mungkin anak kita masih belum bisa hilang dari bayang-bayang teman yang berbuat demikian, tapi percayalah dengan dukungan kita sebagai orang tua adalah kunci dari kesuksesan anak kita.

Love

Tidak ada komentar